Minggu, 18 Oktober 2015

MAKALAH KAJIAN PUISI



JENIS-JENIS PUISI DAN MEMBACA PUISI

DI SUSUN OLEH
MISMAWATI DEWI
NIM  : 312013042


 




DOSEN PENGASUH    : Dr. SAKDIAH WATI, M.Pd.


PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JURUSAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2014/2015


KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, atas berkat rahmat Allah SWT, akhirnya saya dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul Jenis-jenis Puisi dan Membaca Puisi, guna untuk memenuhi tugas  pada mata kuliah Kajian Puisi.
Saya menyadari akan kekurangan yang ada dalam makalah ini. Namun setidaknya dapat memberikan sedikit gambaran tentang materi yang di bahas dalam makalah ini. Saya juga mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.


Palembang, 15 Oktober 2014

                                                                                                  Penyusun





i
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar................................................................................................. i
Daftar Isi......................................................................................................... ii
Bab I Pendahuluan
A.    Latar Belakang.................................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah................................................................................ 1
C.     Tujuan.................................................................................................. 1
Bab II Pembahasan
A.    Pengertian Puisi................................................................................... 2
B.     Unsur-unsur Puisi................................................................................ 3
C.     Striktur Batin Puisi.............................................................................. 4
D.    Jenis-jenis Puisi.................................................................................... 6
E.     Membaca Puisi.................................................................................... 13
Bab III penutup
A.    Kesimpulan......................................................................................... 15
Daftar Pustaka................................................................................................ 16






ii
 


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Puisi sebagai salah sebuah karya seni sastra dapat dikaji dari bermacam-macam aspeknya. Puisi dapat dikaji struktur yang tersusun dari unsur-unsurnya, mengingat bahwa puisi itu adalah struktur yang tersusun dari bermacam-macam unsur dan sarana-sarana kepuitisan. Dapat pula puisi dikaji jenis-jenis atau ragam-ragamnya, mengingat bahwa ada beragam-ragam puisi.
Wordworst (dalam Pradopo, 2012 : 6) mempunyai gagasan bahwa puisi adalah peryataan perasaan yang imajinatif, yaitu perasaan yang direkakan atau diangkankan. Adapun Auden (dalam Pradopo, 2012 : 6) mengemukakan bahwa puisi itu lebih merupakan pernyataan perasaan yang bercampur. Jadi, puisi itu mengekspresikan pemikiran yang membangkitkan perasaan, yang merangsang imajinasi panca indra dalam susunan yang berirama. Puisi itu merupakan rekaman dan interpretasi pengalaman manusia yang penting, digubah dalam wujud yang berkesan.
B.     Rumusan
1.      Apa pengertian puisi
2.      Apa saja unsur-unsur puisi
3.      Apa saja jenis-jenis puisi
4.      Bagaimana cara membaca puisi

C.     Tujuan
1.      Mengetahui pengertian puisi
2.      Menegetahui unsur-unsur puisi
3.      Mengetahui jenis-jenis puisi
4.      Mengetahi bagaimana mem
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Puisi
Secara etimologis, dalam bahasa yunani kata puisi berasal dari kata peosis yang berarti penciptaan. Menurut Gani (2014 : 13) pencipta puisi adalah orang yang dianggap hampir menyerupai dewa atau orang yang amat suka kepada dewa-dewa. Orang yang seperti itu adalah orang yang berpenglihatan tajam, memiliki daya imajinasi tinggi, orang suci. Orang tersebut sekaligus merupakan filsuf negarawan, guru, dan orang yang dapat menembak kebenaran yang tersembunyi. Dalam bahasa Inggris, padanan kata puisi adalah poetry yang erat kaitannya dengan poet dan poem. Mengenai kata poet, Coulter (dalam Taigan, 1986) menjelaskan bahwa kata poet berarti membuat atau mencipta.
Menurut Pendopo (1987), puisi merupakan jenis karaya sastra yang, mampu mengekspresiakn pemikiran, membangkitkan perasaan dan merangsang imajinasi panca indra dalam susunan berirama. Shahnon Ahmad (dalam Pradopo, 1987) menyimpulkan bahwa pada pengertian puisi terdapat beberapa unsur yang membangun sebuah puisi. Unsur-unsur tersebut meliputi: emosi, imajinasi, pemikiran, ide, nada, suara, kesan pancaindra, susunan kata, kiasan kata, kepadatan, dan perasaan yang bercampur baur. Sedangkan Hasanuddin (2002), menyatakan bahwa puisi merupakan peryataan perasaan yang imajinatif yaitu perasaan yang direkakan atau diinginkan.
Puisi merupakan peryataan dari keadaan atau kualitas kehidupan manusia (Aftarudin, 1984). Membaca puisi berarti menyelam diri penyair samapi ke inti batinnya. Kemampuan menyelami tersebut sangat berkaitan denagn kemapuan menempatkan diri kedalam sajak yang diabaca. Jadi, dalam seni membaca puisi, kepada pembaca dituntut untuk menjaga adanya hubungan timbal balik antara pembaca dengan penulis (penyair).
Puisi termasuk salah satu genre sastra yang berisi ungkapan perasaan penyair yang mengandung riama dan irama, serta diungkapkan dengan pilihan kata yang cermat dan tepat. Puisi juga dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk seni tertulis. Di dalam puisi, bahasa yang digunakan ditata dengan sedemikian rupa untuk meningkatkan kualitas estetiknya. Penekanan pada segi estetik suatu bahasa, penggunaan pengulangan yang disengaja, serta pemakaian rima-rima tertentu adalah beberapa hal yang membedakan puisi dari karya sastra yang lain, misalnya naskah drama atau prosa. Bebrapa ahli sastra modern mencoba mendekati puisi dengan cara yang berbeda, dan mendefinisikan puisi sebagai perwujudan imajinasi manusia yang menjadi sumber segala kreativitas. Selain itu, puisi juga dianggap sebagai curahan isi hati seseorang (penyair). Curahan tersebut akan dapat membawa orang lain (pembaca) menelusuri kedalaman keadaan hatinya.
Di dalam memahami puisi, seseorang harus mampu menemukan tema atau permasalahan yang diangkat, perasaan penulis, dan amanat yang disampaikan. Bebrapa hal tersebut sangat diperlukan di dalam penjiwaan puisi. Untuk samapi kepada pemahaman tersebut dan agar tidak salah dalam mengartikan isi puisi, kadang-kadang seseorang harus terlebih dahulu latar belakang penulis puisi.
Membaca atau mendengar pembacaan puisi dengan penghayatan yang sungguh-sungguh dapat meberikan pemahaman secara mendalam terhadap puisi yang dibacakan, merasakan apa yang ditulis, mampu menyerap nilai-nilai yang terkandung dalam puisi, dan mampu menghargai puisi sebagai karya seni dengan keindahan serta kelemahannya.
B.     Unsur-unsur Puisi
1.      Kata
Kata adalah unsur utama dalam pembentukan sebuah puisi. Walaupun ada puisi yang tidak taat asas dalam penggunaan kata-kata, kata tetap menjadi unsur utama sebuah puisi. Melalaui rangkaian kata, seorang penyair mengekspresikan pemikiran, perasaan, dan sikapnya.
2.      Larik
Larik adalah baris-baris yang membangun sebuah puisi. Larik pada puisi mempunyai pengerian yang berbeda daripada larik sebuah pantun atau kalimat dalam sebuah prosa.
3.      Bait
Bait merupakan kumpulan larik yang tersusun secara harmonis. Biasanya bait memiliki kesatuan pemikiran tersendiri. Pada kumpulan bait inilah biasanya terdapat kesatuan makna puisi yang bersangkutan.
4.      Bunyi
Bunyi dibentuk oleh rima dan irama. Rima atau persajakan adalah bunyi-bunyi yang ditimbulkan oleh huruf atau kata-kata di dalam larik dan bait. Sedangkan rima atau ritme adalah pergantian tinggi rendahnya, panjang pendeknya, dan keras lembutnya ucapan bunyi.
5.      Makna
Makna adalah isi atau kandungan nilai yang sekaligus menjadi pesan yang hendak disampaikan oleh sebuah puisi. Bila tidak ada makna atau tidak bermakna, maka keberadaan sebuah puisi dipertanyakan. Unsur yang membangun sebuah puisi, kata dan tujuan dari pemilihan kata, pembentukan larik dan bait, serta penetapan riama dan irama adalah untuk mengkomunikasikan makana puisi kepada pembaca.
C.     Struktur Batin Puisi
a.       Tema
Tema atau idea atau gagasan dalah pokok persoalan yang dikemukakan suatu puisi. Tema ini menduduki tempat utama di dala puisi. Hanya ada satu tema utama di dalam satu puisi, walaupun puisi tersebut panjang atau sangat panjang.
b.      Rasa (Feeling)
Rasa adalah apresiasi, sikap, atau emosional penyair terhadap pokok permasalahan yang disampaikan di dala puisi yang ditulisnya, misalanya perasaan takjub, sedih, senang, marah, heran, gembira, tidak percaya nasehat, dan lain-lain.
c.       Nada (Tone)
Pengertian nada dalam struktur batin puisi mengacu kepada sikap penyair terhadap persoalan yang dibicarakan di dalam karyanya, misalnya menggurui, mencaci, merayu, merengek, mengajak, menyindir, dan sebagainya.
d.      Amanat (Itention)
Amanat atau tujuan atau maksud adalah pesan yang ingin disampaikan oleh penyair, misalnya: mengharapkan pembaca marah, benci, menyenangi sesuatu, dan berontak pada sesuatu. Pesan yang hendak disampaikan inilah yeng mendorong proses kreatif penyair dalam menciptakan puisi.
6.      Struktur Fisik Puisi
Struktur fisik puisi atau terkadang disebut juga dengan metode puisi, adalah sarana yang digunakan oleh penyair untuk mengungkapkan pesan yang hendak disampaikan oleh penyair untuk mengungkapakan pesan yang hendak disampaikannya melalui puisi.
a.       Perwajahan Puisi (Tipografi)
Perwajahan adalah penampakan sebuah puisi sebagai salah satu dari hasil seni kreatif. Tampilan puisi tersebut dapat dicermati dalam berbagai bentuk, misalnya: penataan bahasa, penggunaan tanda atau lambang, pengaturan jarak bars, pengaturan letak huruf kata, kata baris, atau bait (misalnya: padat, ketidakteraturan, atau campuran, baris puisi yang tidak selalu dimulai denagn huruf kapital dan tidak diakhiri dengan tanda titik, dan alin-lain).
b.      Imaji
Imaji atau daya bayang adalah kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapakan pengalaman indrawi seseorang, seperti bayangan terhadap suatu penglihatan, pendengaran, penciuman, dan perasaan.
c.       Kata Konkret
Kata kongkret adalah kata-kata yang digunakan seseorang penyair secara eksplisit dalam mengemukakan persoalan yang disampaikannya. Kata-kata tersebut adalah kata-kata yang dapat ditangkap oeh indera (dapat dilihat atau didengar) bagi memungkinkan munculnya imaji.
d.      Bahasa Fugurative
Bahasa figurative adalah bahasa yang penuh dengan kiasan. Bahasa yang demikian dapat mengidupkan, meningkatkan efek, dan menimbulakan konotasi teretentu.
e.       Verifikasi
Verifikiasi menyangkut persoalan rima, ritme, dan metrum. Rima adalah persamaan bunyi pada sebuah puisi. Ritme adalah alunan bunyi di dalam pembacaan suatu puisi. Metrum mengaju pada penjarakan, penghentian, kesenyapan, dan penekanan-penekanan tertentu.
D.    Jenis-jenis Puisi
1.      Puisi naratif
Puisi naratif adalah jenis puisi yang mengungkapakan suatu kisah, cerita atau pengalaman penyair.
2.      Puisi Lirik
Puisi lirik merupakan jenis puisi yang mengungkapkan lirik atau gagasan pribadi penyair.
3.      Puisi Deskritif
Puisi deskritif merupakan jenis puisi yang mendeskripsikan kesan terhadap suatu peristiwa-peristiwa, benda-benda, atau gejala dan fonomena yang menarik perhatian penyair.
4.      Puisi Kamar
Istilah puisi kamar ialah puisi yang cocok dibaca sendirian atau dibaca dengan satu atau dua pendengar saja.
5.      Puisi Audotorium
Puisi auditorium atau puisi mimbar adalah puisi yang cocok dibacakan di auditorium, di atas mimbar atau di depan orang banyak.
6.      Puisi fisikal
Puisi fisikal adalah puisi yang berisi pelukisan terhadap kondisi yang sebenarnya.
7.      Puisi Platonik
Puisi platonik adalah puisi yang mengungkapkan hal-hal yang bersifat keagamaan (spiritual), kebatinan, atau hal-hal yang berkaitan kejiwaaqn (mental atau fsikologi.
8.      Puisi metafisikal
Puisi metafisikal adalah puisi yang bersifat filosofis. Jenis puisi ini akan mengajak pembaca untuk merenungkan hakikat hidup dan kehidupan atau hal-hal yang berkaitan dengan ketuhanan.
9.      Puisi Subjektif
Puisi subjektif adalah jenis puisi yang mengungkapkan gagasan, pemikiran, perasaan, sikap, dan suasana batin penyair terhadap persoalan yang hendak disampaikannya.
10.  Puisi Objektif
Puisi objektif lebih menekankan kepada mengungkapkan sesuatu secara apa adanya.
11.  Puisi Konkret
Puisi konkret dapat diartikan sebagai puisi yang bersifat visual. Keindahan jenis puisi ini dapat dihayati dengan cara melihat dan mencermati secara langsung kata dan bait puisi.
12.  Puisi Parnasian
Puisi parnasian adalah puisi yang penciptaannya dilakukan dengan memptimbangkan aspek-aspek keilmuan atau ilmu pengetahuan.
13.  Puisi Inspirati
Puisi inspiratif adalah jenis puisi yang diciptakan berdasarkan mood atau passion penyai.
14.  Puisi Stansa
Puisi stansa adalah jenis puisi yang terkait oleh kaidah bentuk dan baris.
15.  Puisi Demontrasi
Puisi demontrasi adalah jenis puisi yang merefleksi para demonstran (mahasiswa dan pelajar, atau demonstran lainnya) terhadap yang didomonkannya.
16.  Puisi Famflet
Puisi famflet tidak berbeda jauh dengan puisi demonstrasi.
17.  Puisi Alegori
Puisi alegori adalah jenis puisi yang memanfaatkan cerita sebagai sarana penyair untuk mengungkapkan perasaan dan pemikirannya.
18.  Puisi Mbeling
Puisi mbeling adalah jenis puisi yang bertemakan kelakar, ejekan, kritik, atau main-main.
19.  Puisi Imajis
Puisi imajis adalah puisi yang sarat dengan nilai-nilai imajinatif.
20.  Puisi Diafan
Puisi diafan atau puisi polos adalah jenis puisi yang kurang menggunakan pengimajian.
21.  Puisi Prismatik
Puisi prismatik adalah jenis puisi yang menggambarkan kemapuan penyair dalam mengekspresikan pemikiran dan perasaannya.
22.  Puisi Gelap
Puisi gelap adalah jenis puisi yang terbentuk dari dominasi majas atau kiasan sehingga menjadi gelap dan sukar ditafsirkan.
23.  Puisi Lama dan Puisi Baru
a.       Puisi Lama
Menurut Sopandi (2010 : 16) puisi lama merupakan puisi  rakyat yang tidak dikenal nama pengarangnnya, penyampaiannya dari mulut ke mulut, sehingga sering disebut sastra lisan. Puisi jenis ini sangat terikat oleha aturan-aturan. Aturan-aturan itu antara lain:
1)      Jumlah baris atau jumlah kalimat dalam setiap baitnya
2)      Jumlah sukuakata dalam setiap kalimat
3)      Rima atau persamaan bunyi
4)      Irama
Puisi lama berbeda dengan puisi baru, baik dari segi pilihan kata, susunan kalimat, irama, maupun tentang pikiran dan perasaan yang terjelma di dalamnnya, khusunya mengenai isi dan bentuk. Hal ini mengingat kebudayaan yang melingkupinya dan masyarakat tempat kebudayaan itu tumbuh karena setiap puisi adalah hasil dari jiwa penyair dan jiwa penyair dibentuk oleh masyarakat pada tempat dan zamannya. Dengan demikian, puisi lama adalah sebagian dari kebudayaan lama yang dipancarkan oleh masyarakatnya. Sebagaimana yang dikatakan oleh St. Takdir Alisyahbana bahwa “puisi lama sebagai perencanaan masyarakat lama” (1985 : 5)
1.      Mantera
Mantera merupakan karya sastra lama yang berisikan pujisn-pujian terhadap sesuatu yang gaib atau dekeramatkan, seperti dewa-dewa, roh-roh, binatang-binatang atau Tuhan. Mantera biasanya diucapkan secara lisan oleh pawang atau dukun ketika sedang mengadakan upacar keagamaan. Mantera merupakan puisi tua, keberadaannya dalam masyarakat melayu bukan sebagai bukan sebagai karya sastra, melainkan lebih banyak berkaitan dengan adat dan kepercayaan.
Ciri-ciri mantera
a.       Bersifat esoferik ( bahasa khususantara pembicara dan lawan bicara dan misterius)
b.      Lebih bebas dibanding puisi rakyat lainnya dalam hal suku kata, baris, dan persajakan.
c.       Adanya perulangan
d.      Berirama akhir abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde
e.       Bersifat lisan, sakti atau magis
f.       Metafora merupakan unsur penting.
2.      Gurindam
Girindam adalahpuisi lama yang berasal dari tamil (India). Persamaan gurindam dengan pantun terletak pada isi dan tema yang terkandung didalamnnya yaitu sama-sama mengandung nasehat, bersifat mendidik serta banyak berisikan masalah agama, sedangkan perbedaannya hanyalah terletak pada persajakan dan jumlah baris.
Ciri-ciri gurindam
a.       Sajak akhir berirama a-a, b-b, c-c
b.      Isinya merupakan nasehat yang cukup jelas yakni menjelaskan atau menampilkan suatu sebab.
3.      Syair
Syair merupakan puisi lama yang berasal dari Arab. Syair terdiri dari empat baris dalam setiap baitnya.
Ciri-ciri syair
a.       Setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata
b.      Bersajak a-a-a-a
c.       Setiap bait terdiri dari 4 baris
d.      Ini semua tidak ada sampiran
4.      Pantun
Pantun meruapakan puisi Melayu asli yang cukup mengakar dan membudaya dalam masyarakat. Pantun terdiri dari dari empat baris dalam setiap baitnya. Baris pertama dan kedua merupakan sampiran, sedangkan baris ketiga dan keempat merupakan isi.
Ciri-ciri pantun
a.       Bersajak a-b a-b
b.      Setiap baris terdiri dari empat baris
c.       Baris satu dan 2 sebagai sampiran
d.      Baris 3 dan 4 merupakan isi
e.       Setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata
b.      Puisi Baru

1.      Distikon adalah puisi yang dalam setiap bainya berisi dua baris kaliamt bersajak a-a.
2.      Tarzina adalah puisi tiga seuntai dalam setiap baitnya terdiri atas tiga buah kalimat. Tarzina bersajak a-a-a, a-b-c, a-b-b
3.      Kuatrin adalah empat puisi seuntai yang bersajak ab/ab, aa-aa ab/ab atau aa/bb.
4.      Kuint adalah puisi yang terdiri atas limabaris kalimat dala setiap baitnay dan bersajak a-a-a-a-a
5.      Sektet adalah puisi enam seuntai yang dalam setiap baitnya terdiri atas enam buah kalimat serta mempunyai persajakan yang tidak beraturan.
6.      Septina adalah puisi tujuh seuntai yang terdiri atas tujuh buah kaliamt dalam setiap baitnya serta mempunyai persajakan yang tidak beraturan.
7.      Stanza adalah puisi delapan seuntai yang terdiri atas delapan buah kalimat dalam setiap baitnya serta mempunyai persajakan yang tidak beraturan.
Puisi baru berdasarkan isi yang terkandung di dalamnya terdiri atas beberapa bentuk.
1.      Ode adalah puisi yang isinya mengandung pujian kepada sesorang, bangsa dan negara, ataupun sesuatu yang dianggap mulia.
2.      Himne adalah puisi atau sajak pujaan, yaitu puji-pujian kepada Tuhan YME.
3.      Elagi merupakan puisi atau sajak duka nestapa yang mengungkapkan sesuatu yang meyayat hati, mendayu-dayu dan mengharu-biru.
4.      Epigram adalah puisi atau sajak yang berisi tentang ajaran-ajaran moral, nilai-nilai hidup yang baik dan benar yang dilukiskan secara ringkas.
5.      Satire adalah puisi atau sajak yang isinya mengecam, mengejek dengan kasar dan tajam suatu kepinangan atau ketidakadialan yang ada dalam masyarakat.
6.      Romance adalah puisi atau sajak yang berisi tentang cinta kasih.
7.      Balada adalah puisi atau sajak yang berisikan cerita atau kisah yang mungkin terjadi atau hanya kahayalan penyairnya saja.
8.      Soneta merupakan salah satu bentuk puisi baru yang berasal dari Italia dan masuk ke Indonesia melalui pemuda terpelajar Indonesia yang belajar di Eropa terutama di Belanda.

E.     Membaca Puisi
1.      Membaca Puisi sebagai Apresiasi Puisi
Membaca puisi berarti berusaha menyelami diri sampai ke intinya. Efendi (dalam Supandi, 2010 : 30) menyatakan bahwa apresiasi satra adalah menggauli cipta satra dengan sungguh-sungguh sehingga tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis, dan kepekaan perasaan yang baik terhadap cipta rasa.
2 faktor-faktor penting dalam membaca pusi
a.       Jenis acara
b.      Pencarian puisi yang cocok dengan tema
c.       Pemahaman puisi yang utuh
d.      Pemilihan bentuk dan gaya mwmbaca puisi
e.       Tempat acara
f.       Audien
g.      Kualitas komunikasi
h.      Sentuhan
i.        Totalitas
j.        Kesuaaian gerak
k.      Kualitas vokal diksi
l.        Tempo
m.    Dinamika
n.      Medulasi
o.      Intonasi
p.      Jeda pernafasan
q.      Kosentrai
2.      Bentuk dan gaya dalam Membaca Puisi
a.       Bentuk dan gaya membaca puisi secara poetry reading
b.      Bentuk dan gaya membaca puisi secara deklamatoris
c.       Bentuk dan gaya membaca puisi secara teaterikal















BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Puisi merupakan ungkapan perasaan penulis yang diterjemahkan dalam susunan kata-kata bentuk bait-bait berirama dan memiliki makna yang dalam. Di dalam memahami puisi, seseorang harus mampu menemukan tema atau permasalahan yang diangkat, perasaan penulis, dan amanat yang disampaikan. Bebrapa hal tersebut sangat diperlukan di dalam penjiwaan puisi.
Unsur-unsur puisi meliputi kata, larik, bait, bunyi, makna, struktur batin puisi, dan stuktur fisik puisi. Jenis-jenis puisi yaitu, puisi naratif, puisi lirik, puisi, deskritif, puisi kamar, puisi audotorium, puisi lama dan puisi baru, dan lain-lain.
Apresiasi satra adalah menggauli cipta satra dengan sungguh-sungguh sehingga tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis, dan kepekaan perasaan yang baik terhadap cipta rasa.









DAFTAR PUSTAKA

Pradopo, Rahmat Djiko. 2012. Pengkajian Puisi. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.
Gani, Erizal. 2014. Kiat Pembacaan Puisi. Bandung : Pustaka Reka Cipta.
Wardarita, Ratu. Kajian Bahasa dan Sastra Indonesia: Yogyakarta : Almatera
Sopandi. 2010. Memahami Puisi. Bogor : PT. Quadra.


1 komentar: